Dalam
pengertian umun tentang "arthritis" terdapat banyak penyakit yang
menyebabkan rasa sakit yang berhubungan dengan pergerakan tubuh.
Faktanya, terdapat lebih dari 100 macam penyakit rematik yang sering
salah didiagnosa sebagai arthritis. Termasuk dalam daftar penyakit
tersebut antara lain BURSITIS (radang kandung sega di muka tempurung
lutut), TENDONITIS (radang urat), lupus sistematik dan penyakit jaringan
halus dan jaringan penghubung. Apapun jenis penyakitnya, rasa sakit
yaang luar biasa akan selalu menyertai sang penderita.
Arthritis, baik disebut sebagai osteoarthritis (OA) ataupun degenerative joint disease (DID), ditemukan pada persendian tubuh, umumnya di daerah lutut dan jari-jari.
Persendian tersebut menjadi bengkak dan nyeri karena aus dan terluka.
Tulang muda yang biasanya menjadi bantalan bagi persendian mulai
menghilang, menyebabkan tulang sendi saling bergesekan satu dengan yang
lainnya tanpa perlindungan. Kondisi seseorang semakin diperparah dengan
bertambahnya usia.
Arthritis
rematik, di satu sisi, dapat menyerang semua umur dan sekujur tubuh.
Oleh karena itu disebut sebagai penyakit sistematik. Penyakit tersebut
adalah penyakit autoimmune yang menyebabkan tubuh menghancurkan jaringan
tubuhnya sendiri laksana benda asing. Gejala-gejala dari arthritis
rematik ini antara lain disfungsi persendian dari ringan hingga berat,
demam, kehilangan berat badan, kaku, nyeri dan kehilangan energi. Sering
terdapat benjolan berwarna merah dan sakit di sekitar persendian yang
terkena rematik. Pada salah satu bentuk penyakit autoimmune yang
diasosiasikan dengan arthritis, sindroma Sjogren, maka mata dan mulut
menjadi sangat kering karena kelenjar ludah juga terserang.
Beberapa
tahun terakhir ini telah dipublikasikan beberapa penelitian menarik
yang memberikan harapan bagaimana mengalahkan arthritis dengan cara yang
lebih aman. Penyakit tersebut ternyata menyebabkan tubuh secara
berlebihan memproduksi suatu enzim yang disebut enzim COX2.
Sebenarnya
terdapat dua macam enzim COX dalam tubuh, yaitu COX1 dan COX2. COX1
disebut sebagai enzim COX yang baik sedangkan COX2 adalah enzim yang
jahat. COX1 mudah diidentifikasi dan berperan penting dalam mengatur
fungsi sel. Sementara COX2 biasanya tidak terdeteksi, namun meningkat
dengan tajam di saat terjadi peradangan akut. COX1, si enzim baik,
menciptakan prostaglandins yang berfungsi melindungi jalinan perut dan
berbagai bagian dalam tubuh. Sedangkan COX2 menciptakan prostaglandins
yang menyebabkan peradangan pada persendian, otot dan area lainnya. Gen
COX1 yang baik ditemukan dan diidentfikasi pada kromosom 2; gen COX2
terdapat di dalam kromosom 9.
COX1 sangat penting bagi pembekuan
darah dan perlindungan perut. Sementara COX2 adalah pemeran utama dalam
peradangan, nyeri dan demam. Obat anti peradangan yang tidak mengandung
streroid (NSAIDs = nonsteroidal anti-inflammatory drugs) dan berbagai
obat arthritis lainnya secara tajam mengurangi produksi kedua enzim
tersebut dalam tubuh, dengan demikian mengurangi peradangan namun
sekaligus menciptakan bahaya dikarenakan turunnya perlindangan bagi
jalinan perut. Situasi yang ideal adalah dengan menemukan suatu
substansi yang dapat menghambat COX2 namun tidak mempengaruhi COX1
secara signifikan. Substansi tersebut adalah TAHITIAN NONI BIOACTIVE
BEVERAGE.
Para peneliti di Laboratorium penelitian independen
menemukan bahwa memang benar TAHITIAN NONI BIOACTIVE BEVERAGE adalah
penghambat COX2. Sebagai tambahan, TNBB tersebut hanya sedikit sekali,
bahkan tidak sama sekali, mempengaruhi enzim COX1. Saat para ilmuwan
membandingkan rasio TNBB dalam menghambat COX2 dengan obat arthritis
yang bisa diresepkan, mereka menemukan bahwa TNBB "sangat baik"
dibandingkan dengan obat-obatan tersebut.
Lebih jauh, TNBB
menunjukkan tidak adanya efek samping yang pasti terdapat pada
obat-obatan. Berikutnya, para peneliti membandingkan rasio TNBB dalam
menghambat COX2 dengan NSAIDs. Pada kategori ini, TNBB mempunyai
performa yang jauh lebih baik dibandingkan dengan obat yang dapat dibeli
bebas tersebut. Dan sekali lagi, TNBB menunjukkan tidak adanya efek
samping yang negatif dibandingkan dengan NSAIDs.
Terdapat pula
cara lain bagaimana TNBB sanggup meringankan gejala-gejala arthritis
yang tidak menyenangkan. Rasa sakit adalah situasi yang paling tidak
enak para arthritis. Sebuah laboratorium di Perancis melakukan suatu
penelitian yang memperlihatkan tikus, yang diberikan MORINDA CITRIFOLIA
dalam bentuk cair, mempunyai waktu bereaksi yang secara signifikan lebih
lama saat ditaruh di piring panas. Para peneliti tersebut menyimpulkan
bahwa TNBB mempunyai kualitas penahan rasa sakit yang baik melalui
eksperimen di atas.
Selanjutnya, MORINDA CITRIFOLIA juga
mengandung SCOPOLETIN, yang mempunyai efek anti-peradangan dan
penghambat histamin, di mana keduanya sangat baik bagi kelancara
pergerakan sendi.
Akhirnya, adanya peningkatan kualitas sel tubuh
oleh TNBB akan meminimalkan kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi
pada persendian dan jaringan tubuh di sekitarnya.
Secara
menakjubkan, sebesar 75% dari 1.737 orang yang menderita osteoarthritis
ataupun arthritis rematik melaporkan gejala yang membaik setelah meminum
TNBB.
Takaran Penggunaan:
Jumlah konsumsi rata-rata dari 75% responden yang mengalami kemajuan kesehatan yang positif adalah 90 cc setiap hari.
Sumber: Neil Solomon, MD, PhD, "Noni Juice: How Much, How Often, For What"
Konsultasi : 0821 300 80001
Delivery Order : 0852 9512 1665 Pin BB 32836B9D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar